Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

SEMBAHYANG 3

a-ku masih tentang a-Mu sembah-yang tinggi di lembah-lembah kopong air mata menyongsong pelipis biduk merupa rindu yang keroncong tak kusapa langit senja sebab ia isyarat aku sudah tidak lama menikmati masa itu? pagiku sudah terbuang dengan noda di lembah-lembah kopong sembah-yang tinggi masih tentang a-Mu a-ku Colombo, 28 Mei 2018

SEMBAHYANG 2

Tuhan, adakah ruang hampa selain hati? kemunafikan seakan meresap di tubuh bumi balutan sabda nabi sudah tak berarti kulihat hanya temaram di sisi gelap dunia cakrawala menjadi tak sempurna ricuh tentang-Mu tentang risalah-risalah buta dari manusia mengatasnamakan keadilan namun, aku merasa belum adil pada diriku menganiaya dalam keheningan diancam dalam kekosongan Tuhan, jika kelak kain kafan adalah pakaianku yang paling mewah jadikan kain itu jubah setiap saat dan izinkan Kau membatik cahaya di setiap sudutnya dunia bukan lagi singgasana kuasa jadi angkara harta membuat murka dan wanita-wanita dijadikan jenaka Tuhan, maaf aku pernah hilang tapi sudah ikrarku menjadikanmu sebagai mahkota sebelum akal menjadi raga sebelum raga digerakkan sukma sebelum sukma mengisi jiwa sampai jiwa tak lagi mengenyam dunia pada ruang tak kasat mata aku sembahyang sedekap di pembaringan dan lantunan alif-Mu melengking aku hilang Timoho, 28 Mei 2018

SEMBAHYANG

fatihahku sautan aminmu tahiyatku tertuju salammu salamku menjadi salimmu begitulah tubuhku membuka begitulah tangan dan jariku meraba begitulah bibirku berkata ini sembahyangku memburu bayang mencumbu waktu Gemahan, 27 Mei 2018

DZIKIR 2

tanda apa lagi yang harus aku sampaikan, kasih? jika hanya lelaki yang dituntut mengadu pada kepekaan rindu kini mengalahkan diamku dengan acuh dan prasangka takut kehilangan sendiri mendoa dalam kekaguman yang luar biasa selamat subuh semoga sikap kita tak sedingin pagi ini namun tetap sejuk layaknya embun di ujung daun saban pagi menuju cahaya Janti, 26 Mei 2018

DZIKIR

selamat subuh, kasih semoga kita segera mencium aroma kepastian dengan segenap qunut kita pada keadaan seperti dini hari yang berdoa untuk matahari dan kesetiaan embun di dedaunan saban pagi Janti, 26 Mei 2018

MEMBACA

salah satu hal yang paling sederhana adalah membaca membaca dirimu, misalnya sebagai eksploitasi pikirku agar tak runyam oleh waktu yang mengada-ada cinta itu adaptasi dari cara kita membaca rasa entah nanti kita tuangkan menjadi aliran kata atau menjadi bait-bait perilaku kita Kuasa tak pernah ingkar dengan sabda gerilya kita kini menjadi bahasa maka setelah membaca kita berbicara tentang tanda-tanda :yakni tanda kita pada semesta Sahal Alba, 25 Mei 2018

MAN ANA?

ada yang hilang mengangkang di atas keterbatasan manusia siapa aku? bagaimana ruhku bisa terdampar di atas tanah nestapa! tapal batas sudah lupa aku hanya bagian sampah yang tak tentu arah kita tempat salah dan lupa yang disalahkan yang menyalahi yang tersalahkan juga dilupakan melupakan terlupakan semua tumpah ruah aksara melankolia hanya seonggok legitimasi pengakuan selebihnya hanya omong kosong ya, kita bagian dari omong kosong itu yang membalut kita hanya sikap-sikap pada rupa jelas terpampang lalu melacur agar didamba aku siapa? siapa aku? Yogyakarta, 21 Mei 2018

ALIF PADA KITA

aku tak hilang hanya saja waktu yang menjadi sekat tapi aku tak menyalahkan karenanya rindu menjadi terpacu bagaimana dengan kita? sabana membentang di samudera rasa aku mencoba berkata dengan hati namun tingkah tak berulah memaksa untuk memendam ah, duniaku dan kau hampir sama hidup pada panggung dan dialog fafifu milik orang rasaku hom-pim-pa sayang tak terbendung sampai mengukir aksara keadaan berbeda adalah pasti kiranya aku berubah tak seperti sedia kala namun kata-kataku akan tetap berjejer lurus menjadi alif padamu jangan risau atas kepergian jika alif kita menyatu bumi akan rela kita memadu rasa berbaringlah dibawah kepasrahan menarilah dengan angin-angin munajat kita semesta takan ragu! karena langit takan lelah mendengar kita mengadu Yogyakarta, 18 Mei 2018

MAU JADI APA

lalu apakah hal itu dapat membunuh kami? tentang aturan-aturan dan penilaian tentang tampilan dan perbuatan? apakah kami boleh hidup pada kenyataan? yang nyatanya kenyamanan kita pun dikekang! hidup adalah tentang rimba bergelut pada waktu bersaing dengan propaganda dan tersungkur di debu-debu kenistaan kami hanya ingin hidup yang hidup meski lewat jalan kesunyian dan kenyataan kami adalah lingkaran karunia penyeimbang sebab, kami akan terbunuh oleh detik Tuhan yang semu keadaan memberangus habis jati diri lalu mau jadi apa kami nanti? Yogyakarta, 8 Mei 2018

SAJAK BUAT KATA CINTA

kita lahir dari masa yang melarat tanpa busana dan hanya bermandikan keringat pertemuan kita merupa benci yang pudar juga kasih yang tak jelas puisi-puisi adalah layur kosong kebohongan kalimat berima meluluhkan jiwamu, kasih tak ada kejujuran tentang cinta kita hanya serpihan dusta bagi bahasa kenapa tak kukejar laksana jika hanya dengan kata-kata bisa menjatuhkan wanita sepertimu? setega itu sajak yang tertulis bias di kertas-kertas suci aku masih belum percaya cinta, kasih! yang kutahu ia hanya omong kosong manusia tentang rasa aku hanya menunggu bunga-bunga mekar melayu di pinggiran kota dan kugantikan tanaman liar yang lebih rimbun mengakar ke seluruh penjuru akal lalu kubiarkan ia tumbuh dengan air dari langit Yogyakarta, 4 Mei 2018