Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

BUAT PEREMPUAN PENYUKA AWAN

Mabuk di enggang lalu Anyelir rasa menjalar untuk tahu Usahkan aku mencari Lantas sapa datang tanpa beri Irama waktu menjadi candu Namamu bermuara pada ujung sadarku Detak menjadi pacu untuk berkata "Aku taruh rasa untukmu" Awan yang berbicara tentang suasana Kau tunjukkan satu cumulus nimbus Hinggap di pelataran langit gelap Ia ada diantara obrolan kita Resap dan harap salam untuk bahagia Indahkan bahasa isyaratmu Yang berada di ambang cakrawala Alam kita tak pernah habis dibawa Narasi hidup tanpa henti sebab jiwa Hay Linda Ikat aku pada semesta Dekap aku sedalam samudera Ambil dan bawa sukma ini Yang berdiam sepi Agar tiada pergi dan hilang ditikam sunyi Hingga dunia tak kita singgahi Rasaku bukan lagi rahasia, Lin Agar waktu tak menyekapku Cemasku sudah membisu, Lin Hilang diburu percaya Maka kutunggu jawab pasti dari lubuk hati Agar langkah kita bukan hanya sekedar Namun ia berjalan dengan beriringan September 2018

BERITA KUASA

Innalilahi wa innailahi roji'un /antara suka dan duka/ Nyawa adalah milik Tuhan, bukan? Sudah ada firman dalam sajak jernih      :kullu nafsin daiqotul maut Kenapa kepergian dunia tak ditangisi? Dari kota ke kota Negara ke negara Benua ke benua Yang memisahkan tubuh dengan jarak kasat mata Pecah pekik air mata di sisi kafan dan peti Sesenggukan saat ajal meniti jiwa dari raga Bukankah hak Kuasa atas hidup manusia? Tak usah ditangisi, sebab Gusti sudah punya jalan di kitab suci Suratkan lewat doa-doa Agar sang nyawa kekal pada nikmat Tuhannya Air mata jadi air surga Tangis jadi rindu sua Akhirat jadi tempat cengkrama Salamkan nama-nama dengan fatihah Yang melengking tajam Menembus lapisan fana Di kehidupan lebih nyata         ;Surga dan neraka Ngawi, 30 Juni 2018

RATU KITA

Ada ratu yang menderai Jatuh bersama air, air cemara Di ujung cakrawala milik mama Ada ratu yang memanggil Tampil di kaca banyak noda Noda siapa di sana? Ratu jiwa di dada Bertudung kain tembus pandang Ada wajahmu di situ Dan namamu yang candu Ratu itu hanya cahaya Cumbu bayang hitam rupa tiada Sadar tubuh tetap satu Tapi hati berkata rindu Rindu menyatu Dalam rusuk yang hilang Dibawa ratu kelana Kembang air, mawar derita Tubuh ingin punya cinta Ratu yang melanglang Di tiup ruh beda selangkang Karangjati, 28 Juni 2018

BANGSAL TANPA RUANG

bangsal kosong itu berupa pikiran lorong-lorong yang membuat gaduh namun, ada suatu candu yang tak kunjung berhenti semacam kafein yang hinggap di dinding-dinding tak jelas adanya tapi nyata rasanya bila aku keliru memilih simpangan bola-bola mata yang menjadi cahaya sudah rancu jadi puing-puing bisu tak beraturan entah mengapa hati selalu sangsi pada keadaan tak ada nirwana sebab banyak keruh membelot kejernihan aku tak mau pulang terkadang ingin melayang tanpa ada aturan dan tuntutan ini itu bangsal yang dulunya kosong sekarang penuh tak tertata berantakan susunannya berdebu usang bak diumbar majikan bangsal itu terus ditekan entah sampai kapan berakhir mungkin sampai ia pecah jadi puing kesia-siaan bangsal yang kurindukan bangsal masa lalu sebelum ia dikenal masih bersih tak penuh dan tak tertekan Gemahan, 1 Juni 2018

SEMBAHYANG 3

a-ku masih tentang a-Mu sembah-yang tinggi di lembah-lembah kopong air mata menyongsong pelipis biduk merupa rindu yang keroncong tak kusapa langit senja sebab ia isyarat aku sudah tidak lama menikmati masa itu? pagiku sudah terbuang dengan noda di lembah-lembah kopong sembah-yang tinggi masih tentang a-Mu a-ku Colombo, 28 Mei 2018

SEMBAHYANG 2

Tuhan, adakah ruang hampa selain hati? kemunafikan seakan meresap di tubuh bumi balutan sabda nabi sudah tak berarti kulihat hanya temaram di sisi gelap dunia cakrawala menjadi tak sempurna ricuh tentang-Mu tentang risalah-risalah buta dari manusia mengatasnamakan keadilan namun, aku merasa belum adil pada diriku menganiaya dalam keheningan diancam dalam kekosongan Tuhan, jika kelak kain kafan adalah pakaianku yang paling mewah jadikan kain itu jubah setiap saat dan izinkan Kau membatik cahaya di setiap sudutnya dunia bukan lagi singgasana kuasa jadi angkara harta membuat murka dan wanita-wanita dijadikan jenaka Tuhan, maaf aku pernah hilang tapi sudah ikrarku menjadikanmu sebagai mahkota sebelum akal menjadi raga sebelum raga digerakkan sukma sebelum sukma mengisi jiwa sampai jiwa tak lagi mengenyam dunia pada ruang tak kasat mata aku sembahyang sedekap di pembaringan dan lantunan alif-Mu melengking aku hilang Timoho, 28 Mei 2018

SEMBAHYANG

fatihahku sautan aminmu tahiyatku tertuju salammu salamku menjadi salimmu begitulah tubuhku membuka begitulah tangan dan jariku meraba begitulah bibirku berkata ini sembahyangku memburu bayang mencumbu waktu Gemahan, 27 Mei 2018

DZIKIR 2

tanda apa lagi yang harus aku sampaikan, kasih? jika hanya lelaki yang dituntut mengadu pada kepekaan rindu kini mengalahkan diamku dengan acuh dan prasangka takut kehilangan sendiri mendoa dalam kekaguman yang luar biasa selamat subuh semoga sikap kita tak sedingin pagi ini namun tetap sejuk layaknya embun di ujung daun saban pagi menuju cahaya Janti, 26 Mei 2018

DZIKIR

selamat subuh, kasih semoga kita segera mencium aroma kepastian dengan segenap qunut kita pada keadaan seperti dini hari yang berdoa untuk matahari dan kesetiaan embun di dedaunan saban pagi Janti, 26 Mei 2018

MEMBACA

salah satu hal yang paling sederhana adalah membaca membaca dirimu, misalnya sebagai eksploitasi pikirku agar tak runyam oleh waktu yang mengada-ada cinta itu adaptasi dari cara kita membaca rasa entah nanti kita tuangkan menjadi aliran kata atau menjadi bait-bait perilaku kita Kuasa tak pernah ingkar dengan sabda gerilya kita kini menjadi bahasa maka setelah membaca kita berbicara tentang tanda-tanda :yakni tanda kita pada semesta Sahal Alba, 25 Mei 2018

MAN ANA?

ada yang hilang mengangkang di atas keterbatasan manusia siapa aku? bagaimana ruhku bisa terdampar di atas tanah nestapa! tapal batas sudah lupa aku hanya bagian sampah yang tak tentu arah kita tempat salah dan lupa yang disalahkan yang menyalahi yang tersalahkan juga dilupakan melupakan terlupakan semua tumpah ruah aksara melankolia hanya seonggok legitimasi pengakuan selebihnya hanya omong kosong ya, kita bagian dari omong kosong itu yang membalut kita hanya sikap-sikap pada rupa jelas terpampang lalu melacur agar didamba aku siapa? siapa aku? Yogyakarta, 21 Mei 2018

ALIF PADA KITA

aku tak hilang hanya saja waktu yang menjadi sekat tapi aku tak menyalahkan karenanya rindu menjadi terpacu bagaimana dengan kita? sabana membentang di samudera rasa aku mencoba berkata dengan hati namun tingkah tak berulah memaksa untuk memendam ah, duniaku dan kau hampir sama hidup pada panggung dan dialog fafifu milik orang rasaku hom-pim-pa sayang tak terbendung sampai mengukir aksara keadaan berbeda adalah pasti kiranya aku berubah tak seperti sedia kala namun kata-kataku akan tetap berjejer lurus menjadi alif padamu jangan risau atas kepergian jika alif kita menyatu bumi akan rela kita memadu rasa berbaringlah dibawah kepasrahan menarilah dengan angin-angin munajat kita semesta takan ragu! karena langit takan lelah mendengar kita mengadu Yogyakarta, 18 Mei 2018

MAU JADI APA

lalu apakah hal itu dapat membunuh kami? tentang aturan-aturan dan penilaian tentang tampilan dan perbuatan? apakah kami boleh hidup pada kenyataan? yang nyatanya kenyamanan kita pun dikekang! hidup adalah tentang rimba bergelut pada waktu bersaing dengan propaganda dan tersungkur di debu-debu kenistaan kami hanya ingin hidup yang hidup meski lewat jalan kesunyian dan kenyataan kami adalah lingkaran karunia penyeimbang sebab, kami akan terbunuh oleh detik Tuhan yang semu keadaan memberangus habis jati diri lalu mau jadi apa kami nanti? Yogyakarta, 8 Mei 2018

SAJAK BUAT KATA CINTA

kita lahir dari masa yang melarat tanpa busana dan hanya bermandikan keringat pertemuan kita merupa benci yang pudar juga kasih yang tak jelas puisi-puisi adalah layur kosong kebohongan kalimat berima meluluhkan jiwamu, kasih tak ada kejujuran tentang cinta kita hanya serpihan dusta bagi bahasa kenapa tak kukejar laksana jika hanya dengan kata-kata bisa menjatuhkan wanita sepertimu? setega itu sajak yang tertulis bias di kertas-kertas suci aku masih belum percaya cinta, kasih! yang kutahu ia hanya omong kosong manusia tentang rasa aku hanya menunggu bunga-bunga mekar melayu di pinggiran kota dan kugantikan tanaman liar yang lebih rimbun mengakar ke seluruh penjuru akal lalu kubiarkan ia tumbuh dengan air dari langit Yogyakarta, 4 Mei 2018

PUISI BUAT ORANG BUTA

Aku bangsamu yang dikesampingkan merunut pada ketakutan tentang tahta dan massa menuduh kami sebagai kaum kiri Dunia berbalut prasangka, dimana orang-orang sipit dicap pelit! ;memangnya harta kami sempit? Sampai kalian melihat kami dari arah yang terhimpit Aku malu jika negriku terus berjibaku pada hal yang sebenarnya ragu tanpa fakta tanpa rasa hanya menduga bahwa mereka adalah perusak peradaban Kalian tahu? Mereka juga rakyat hidup di pinggiran kota dengan sejuta mimpi mengharap teman dan keadilan era revolusi mengubah pemikiran masyarakat, bahwa mereka adalah penentang persatuan negri! Padahal cita dan cinta mereka pada bangsa sama besarnya, sebesar kita yang menginginkan Indonesia merdeka apa bedanya kita dengan orang-orang buta? Bahkan orang buta lebih paham tentang indra, karena bukan dunia yang mereka lihat kita lebih buta dari yang buta tabu dengan keadaan dan kebersamaan hanya bersama dengan orang-orang yang dianggap pribumi manusia mana yang sudah

Ruang

Ada ruang Ada kata Ruang-ruang yang ditinggalkan kata Meruang sampai kata-kata tak lagi jumpa Ruang mana yang masih ada? Tiada ruang bila kau tetap di dalam sana Jika ruang adalah kata Adakah ruang yang melangkah kemana-mana? Kata-kata dalam ruang sama saja Tanpa ruang akan beralih kata Kata meruang tanpa angka Tapi, angka-angka bisa membatasi ruang Ruang waktu dan ruang rupa Rupa siapa yang bijaksana? Maka ruang kata jadi persembahan dunia Dunia kata dalam ruang Ruang-ruang tanpa uang Apakah uang akan membuat kau berkata? Atau malah uang merubah ruang kelana? Mari meruang Dengan kata-kata bijaksana Dalam lingkup sederhana Kopas, 9 Februari 2018

Mata

Tatapan adalah isyarat. Ia berkedip dengan lembut. Terayun pula bulu mata lentik di kelopak. Bola mata tersirat keinginan. Lewat kerlingan. Mata siapa yang paling bahagia? Air mata jadi saksi atas bahagia, sedih dan haru. Matamu mataku, mata-mata yang penuh keakraban. Tatapan adalah kehadiran kita. Jogja, 3 Februari 2018