PUISI BUAT ORANG BUTA

Aku bangsamu yang dikesampingkan
merunut pada ketakutan tentang tahta
dan massa menuduh kami sebagai kaum kiri

Dunia berbalut prasangka,
dimana orang-orang sipit dicap pelit!
;memangnya harta kami sempit?
Sampai kalian melihat kami dari arah yang terhimpit

Aku malu
jika negriku terus berjibaku pada hal yang sebenarnya ragu
tanpa fakta
tanpa rasa
hanya menduga bahwa mereka adalah perusak peradaban

Kalian tahu?
Mereka juga rakyat
hidup di pinggiran kota
dengan sejuta mimpi
mengharap teman dan keadilan

era revolusi mengubah pemikiran masyarakat,
bahwa mereka adalah penentang persatuan negri!
Padahal cita dan cinta mereka pada bangsa sama besarnya,
sebesar kita yang menginginkan Indonesia merdeka

apa bedanya kita dengan orang-orang buta?
Bahkan orang buta lebih paham tentang indra,
karena bukan dunia yang mereka lihat
kita lebih buta dari yang buta
tabu dengan keadaan dan kebersamaan
hanya bersama dengan orang-orang yang dianggap
pribumi

manusia mana yang sudah bahagia?
Propaganda penguasa berupa kepentingan kaumnya
menuntut hak bagi kuasa,
bukan masyarakat yang ingin merenggut asa

hey kalian yang dianggap Cina!
Dengan mata sipit dan dibilang pelit
mari bangun dan sadarkan manusia
bahwa cipta Tuhan untuk sesama
bukan untuk etnis tertentu,
:apalagi kita hidup berbangsa

Kita belum melarut
masih kaku dan bisu
buta dan lupa
lupa bahwa manusia bukan cuma kami
bahwa kami menyekat muka
muka bangsa
muka bahasa
muka rupa
orang-orang buta

Yogyakarta, Maret 2018

Nb: puisi ini dibacakan saat launching buku kumpulan narasi " Ada Aku diantara Tionghoa dan Indonesia" pada tanggal 24 Maret 2018. Bisa dilihat di postingan Instagram: sahal.alba12

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QUARTER CRISIS LIFE

KABAR DARI RUMAH DOA

Gerimis Senja Di Malioboro