RABU TAK POJUR

 bagaimana harimu sekarang? Semoga selalu baik.

Ah iya, aku ingin bercerita. Tentunya cerita ini adalah bagian dari bagan-bagan yang telah digariskan Tuhan. Pula bagan yang menjadikan nasib atas jalan pikiran dan pilihanku. 

Dua tahun lalu. Aku mengenal seorang perempuan, tentu saja dari media sosial hingga menuju kehidupan nyata. Perempuan itu sangat baik sekali. Lelaki mana yang tak mau dengan perempuan yang mau menemani hidupnya dalam keadaan yang belum "apa-apa". 

Sebelumnya perkenalkan aku, seorang lelaki yang berusia seperempat abad. Berjiwa petualang, interaktif dan memiliki banyak relasi. Oh ya, aku banyak sekali menghabiskan waktu dengan kawan-kawan di perguruan tinggi pula kawan-kawan yang kukenal dari warung kopi ataupun dari rekan kawanku saat itu. Waktu untuk mencintai perempuan? Ya terkadang hanya sekadar lewat, bertepuk sebelah tangan atau mungkin juga tak dianggap. Tapi sudah kujadikan semua hal yang bodoamat alias mengalir saja. Sampai pada suatu ketika pertengahan pandemi, mungkin, sekitar bulan Juni aku mencoba berjejaring mencari pertemanan baru di sosial media. Seperti biasa, secara random berkomentar hingga akhirnya saling berkenalan. 

Bulan Agustus, merupakan awal dari serentetan temu yang terus menerus. Cengkrama dengan perkenalan satu sama lain. Bercerita ini dan itu. Hingga akhirnya kita sepakat saling bertukar kontak dan kita pun sepakat pada akhir bulan itu saling menjalin hubungan.

Mungkin ceritanya akan panjang. Tapi kurang lebih begitu asal muasalnya.

Singkat cerita, hari Rabu ditanggal 2 Februari menjadi hari yang kurang baik. Mungkin banyak pasangan yang mengalami hal serupa. Saat harus menerima kenyataan setelah dua tahun saling menjalin hubungan. Memang tidak selalu harmonis seperti dongeng-dongeng, film ataupun puisi cinta yang dikonsumsi publik. Masalah jelas ada dan terjadi. Perdebatan atau mungkin pertengkaran yang memiliki sebab merupakan hal yang wajar, sepertinya. Masalah ekonomi, komitmen dan perubahan sikap menjadikan hubungan semakin terlihat akan bagaimana. Ya, hari yang berat. Ketika aku harus mengacaukan semuanya. Belum lagi kucing yang aku pelihara dengan maksud supaya dia tidak bingung untuk tinggal atau makan, meninggalkan kami dari dunia sebab keracunan. Jelas hari ini sangat terpukul. Bertubi kekecewaan jelas terjadi. Aku tak akan menyalahkan apapun dan siapa pun. Saat ini hanya ikhlas dan doa yang dilayangkan.

Agar tak lama bercerita, kusingkat saja.

Pada akhirnya, kedewasaan itu muncul entah diri atau hubungan saat semua masalah terlewati dengan baik. Namun yang lebih baik adalah komunikasi dan kejujuran serta keterbukaan diri terhadap pasangan atau pun orang lain merupakan tanda sebuah kedewasaan. Dewasa bukan tentang umur atau keromantisan. Dewasa adalah sikap yang ditunjukkan dari diri kita terhadap lingkungan, permasalahan dan hubungan. Dan satu lagi, jika belum selesai dengan diri sendiri jangan mencoba mengurusi hal lain.

Intinya dari semua masalah hidup pasti ada jalan dan pelajarannya. Tinggal jalan apa yang dipilih dan pelajaran apa yang didapat. Manusia bijak itu bukan hanya dari kata-katanya saja, tapi juga sikap dan sifatnya.

Oh ya, doakan aku bisa menyelesaikan tugas akhir di kampus. Juga doakan diri kita masing-masing agar lebih baik.

Akhir kata, maafkan jika cerita kali ini kurang mengalir. Sebab aku kembali mencoba kebiasaan lama yang mulai jarang kulakukan; menulis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QUARTER CRISIS LIFE

KABAR DARI RUMAH DOA

MENELUSURI KANGEN