Postingan

QUARTER CRISIS LIFE

Bukan kali pertama aku mengalami hal seperti ini. Orang-orang biasanya menyebut dengan Quarter  Crisis  Life. Ya, usia di kisaran 21-25 tahun merupakan usia yang rentan dengan bayang-bayang masa depan. Tuntutan ekonomi, desakan pendidikan, hingga naiknya kebutuhan memaksa kita untuk menstabilkan kondisi mental dalam menghadapinya. Belum lagi kawan-kawan yang mulai mapan dengan pekerjaannya atau mungkin juga sudah mencapai posisi bingung kemana hasil yang sudah mereka peroleh disalurkan. Sedangkan kita? Bingung harus kemana dan bagaimana.  Manusia tidak pernah lepas dari tuntutan. Tapi kadang pula manusia lepas dari tuntunan sehingga terombang-ambing dalam mengambil keputusan.  Aku mungkin akan bercerita tentang kondisi saya yang saat ini. Di usia yang mulai mendekati yang kedua puluh enam, pendidikan tak kunjung rampung. Finansial yang tak menentu. Asmara yang aduhai seringkali tanpa kejelasan. Memaksa aku untuk memilih dan memilah. Kekasih yang terus mengejar kepastian, orangtua yang

MENELUSURI KANGEN

 Di bola mata kamu melihat aku  di dalam sepi kamu mengidap rindu temu Kamu bermimpi satu kita bersama selalu mengukir cinta  merangkai bahagia Di sudut suara kamu bilang kesal di sudut jiwa kangen meronta bebal Jarak memang menyebalkan apalagi waktu yang tak beri kesempatan simpulnya kita menunggu sambil telusuri kangen untuk temu Yogyakarta, 11 Maret 2022

RABU TAK POJUR

 bagaimana harimu sekarang? Semoga selalu baik. Ah iya, aku ingin bercerita. Tentunya cerita ini adalah bagian dari bagan-bagan yang telah digariskan Tuhan. Pula bagan yang menjadikan nasib atas jalan pikiran dan pilihanku.  Dua tahun lalu. Aku mengenal seorang perempuan, tentu saja dari media sosial hingga menuju kehidupan nyata. Perempuan itu sangat baik sekali. Lelaki mana yang tak mau dengan perempuan yang mau menemani hidupnya dalam keadaan yang belum "apa-apa".  Sebelumnya perkenalkan aku, seorang lelaki yang berusia seperempat abad. Berjiwa petualang, interaktif dan memiliki banyak relasi. Oh ya, aku banyak sekali menghabiskan waktu dengan kawan-kawan di perguruan tinggi pula kawan-kawan yang kukenal dari warung kopi ataupun dari rekan kawanku saat itu. Waktu untuk mencintai perempuan? Ya terkadang hanya sekadar lewat, bertepuk sebelah tangan atau mungkin juga tak dianggap. Tapi sudah kujadikan semua hal yang bodoamat alias mengalir saja. Sampai pada suatu ketika perte

KABAR DARI RUMAH DOA

Masjid menyambut rudal  Gereja terima mortal Porak poranda dihajar tentara Perebutan atas nama sengketa Iman teguh di dada Meski raga dihancurkan senjata Ruh pulang pada pangkuan Kuasa Tapi jiwa terus berlipat ganda Keadilan milik manusia Dilecehkan oleh perebutan dunia Kemanusiaan diperkosa Dengan media pro dan kontra Rumah ibadah selalu tegak Dengan pesan iman di dada Agar doa-doa terus menggema Di tanah Palestina yang merdeka kelak Yogyakarta, 15 Juni 2021

HIKAYAT CINTA

 Harum cinta Menggelora di senandika Cerita mesra Mewangi dalam ingatan kita Berulang kali jatuh Namun cinta mengharap utuh Seperti daun yang luruh Menggemburkan tanah yang rapuh Kita masih sama Menanti waktu bersama Meskipun dalam harapan Berseteru dengan kehampaan Roda berputar mengarungi desus Dalam impian yang tandus Walau kadang terasa pupus Tak jarang juga kita terjerumus Cinta terkadang pilu Memupuk rongga kelu Seperti paku dipukul palu Terjebak dalam deru masa lalu Yogyakarta, 11 Januari 2022

Sebuah Pertemuan

Gambar
13 Juni 2020. Saat itu pertengahan pandemi, kubuka sebuah sosial media bergambar burung. Berselancar pada berandanya. Seperti biasa, aku seringkali mengisi ke- gabut- an dengan menyukai atau me- reply cuitan orang-orang. Random saja.  Akun bernama Kala, waktu itu membuat sebuah challange di cuitannya. Aku reply saja, pikirku saat itu hanya iseng. Tak lama berselang terdapat direct message darinya. Kubalas, saat itu berisi challange yang sebenarnya "harus" aku ikuti rule- nya, namun dengan dalih -meskipun memang sebenarnya aku tak mahir- tidak memahami bahasa Inggris, aku menanyakan artinya dan akhirnya tidak kuikuti rule yang sudah ada. Anggap saja sksd, ha-ha-ha.  Chat pada DM Twitter terus berlanjut, bertanya hal yang tak penting sampai yang biasa saja, layaknya orang-orang pada umumnya. Sampai suatu saat, seringkali gawaiku error saat membuka sosial media tersebut, akhirnya kuputuskan untuk berpindah ruang ke Instagram. Percakapan panjang terjadi. Hingga pada akhirnya, men

BUAT PEREMPUAN PENYUKA AWAN

Mabuk di enggang lalu Anyelir rasa menjalar untuk tahu Usahkan aku mencari Lantas sapa datang tanpa beri Irama waktu menjadi candu Namamu bermuara pada ujung sadarku Detak menjadi pacu untuk berkata "Aku taruh rasa untukmu" Awan yang berbicara tentang suasana Kau tunjukkan satu cumulus nimbus Hinggap di pelataran langit gelap Ia ada diantara obrolan kita Resap dan harap salam untuk bahagia Indahkan bahasa isyaratmu Yang berada di ambang cakrawala Alam kita tak pernah habis dibawa Narasi hidup tanpa henti sebab jiwa Hay Linda Ikat aku pada semesta Dekap aku sedalam samudera Ambil dan bawa sukma ini Yang berdiam sepi Agar tiada pergi dan hilang ditikam sunyi Hingga dunia tak kita singgahi Rasaku bukan lagi rahasia, Lin Agar waktu tak menyekapku Cemasku sudah membisu, Lin Hilang diburu percaya Maka kutunggu jawab pasti dari lubuk hati Agar langkah kita bukan hanya sekedar Namun ia berjalan dengan beriringan September 2018