Ibu
Bola matamu bagai cahaya yang ingin kuselami
Tangismu adalah kebenaran dari aku
Kau mewaktu dalam bayang
Menjejak abadi bersama pelukan doa
Tiada lagi kau, selain Ibu
Yang mengasihi dengan irama sederhana
Di balik malam
Rela wajahmu bertunduk pada Tuhan
Demi aku, segumpal darahmu yang kini berakal
Hingga subuh menjelang
Sembab wajahmu membatik syahdu
Untuk seorang anak
Di tengah kerumunan rakyat.
Ibu,
jadilah pemadu dalam ruang yang penuh duri
Meski jurang menerpa keselamatan
Meski aku masih abu-abu dalam kehidupan
Engkaulah tangan kanan Tuhan
Menuntun arah kemana harus melangkah.
Ibu.
Jadilah bidadari tak bersayap
Namun peluhmu
Yang mensucikan setiap langkah darah hidupmu.
Yogyakarta, 22 Desember 2016
Komentar
Posting Komentar