Judulnya Ketika Sibuk

Setelah terlelap oleh kesibukan.
Dan lambung juga belum terjamah oleh butiran nasi.
Tak kusiakan waktu yang menjadi dalang dalam irama kehidupan.

Setelah itu,
kawanan pemuda duduk mesra dengan sekumpulan celoteh.
Kusambung dengan sedikit tawa agar ada hiasan diantara percakapan.

Waktu menggantikan mereka.
Satu persatu hilang ditelan jalanan
dengan motor-motor yang dikendarai menuju persinggahan.

Malam semakin larut.
Kopi Sumatra terpampang diatas meja
Memanjakan lidah dan suasana.
Kemudian gerimis manja menyapa alam.
Diselingi musik dan tawa gembira.
Sesekali ada yang berbicara dengan seriusnya.

Sebongkah laptop berpesan dengan aksara.
Suruhan lisan memindahkan arah pandang pada layar.
Lalu mata menelusuri jejak kata di sebuah perangkat lunak dari laptop, berirama.
Aroma puisi khas dari seorang Dhimas terpasung
bertutur tentang seorang ibu.

Sekali lagi.
Malam ini kuserahkan pada gulita,
entah tentang pristiwa,
entah tentang kata,
entah tentang segala kisah yang terguyur canda.

Biarkan cahaya terlena dengan redup,
serta potret malam ini menjadi bingkaian dari sejarahku pada peradaban malam.
Hingga tiada lagi sibuk yang melahap waktu.

Kopi Aksara, 5 April 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QUARTER CRISIS LIFE

KABAR DARI RUMAH DOA

Gerimis Senja Di Malioboro