Langit Untuk Bumi
"Engkau tuliskan yang kerapuhan
Bangkai api berselimut darah"
Dari langit kau tentukan arah
Diantara orang-orang yang sepi
akan keadilan dan kepedulian
Di kolong jembatan
Tengik rasuki jiwa-jiwa melarat
Sudikah? Jika sedih mereka
kau basuh dengan kebahagiaan.
Rapuh di dalam kefakiran
Yang tertulis dari lembaran empati.
Dapur angkara membuat api,
dan jalanan yang berselimut asap.
Juga darah yang menjadi peluh.
Adakah kehadiran jiwa langit
yang membumi untuk mereka?
Yogyakarta, 11 Oktober 2016
Komentar
Posting Komentar