Sajak Tiada

Jika memang tawaku mulai tiada
dan ragaku mulai ditelan keranda
biarlah sajakku yang menjadikan, ada.

Meski ketiadaan menyelimuti sitiap jiwa,
tetap saja kata itu ada.
Tersusun rapih dalam selimut rindu.

Yang tiada mejnadi ada,
dan yang ada menjadi tiada.

Yogyakarta, 3 Novemper 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANGSAL TANPA RUANG

PUISI BUAT ORANG BUTA

Kesetiaan Malam