Warna Semesta

Menghempas
Kemudian bersarang dalam kekosongan.

Dunia ini enggan bersedekap.
Kepada sebuah peradaban yang alami.

Terlanjur tangan membusuki alam.
Hingga lanjut pada kericuhan.

Keresahan.
Kebiadaban.
Terserap dalam imaji-imaji dewa.

Mengharapkan abadi.
Menginginkan sempurna.
Tapi sayang, semua hanya sebatas kata.

Karena sebuah luka
Semua tak tercerna.
Semua tersendat dalam batu angkara.
Akal pun menjadi bisu.
Buntu.
Dibolak-balikkan oleh logika.
Sehingga mati.
Terkurung oleh rerimbunan jahanam.

Biarkan malaikat berseru.
Membimbing putih dari hitam.
Lewat risalah sang manusia.

Putih.
Hitam.
Putih.
Hitam.
Bumi kelabu.
Terbang di semesta alam.

Ngawi,  20 Januari 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QUARTER CRISIS LIFE

KABAR DARI RUMAH DOA

Gerimis Senja Di Malioboro