Malam

Setiap sudutnya mengurai tawa
Kadang juga air mata.

Berkisah juga terkadang pada malam
Selain itu berkesah di penghujung malam.

Seketika gemintang membaur diantara awan dan bulan.
Bergembira menyambut malam
Yang cerah
Yang berawan, jarang.

Seperti perasaan yang kiang meraja.
Seperti lamunan rembulan yang setengah padam.
Ia temaram di balik angkuhnya kejujuran.

Tuhan.
Perasaan bukankah malam?
Yang selalu bersembunyi di banyak kegelapan.

Masih saja raga diam.
Di balik rimbanya pikiran dan lebatnya kehidupan.

Yogyakarta, 7 Februari 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QUARTER CRISIS LIFE

KABAR DARI RUMAH DOA

Gerimis Senja Di Malioboro