bangsal kosong itu berupa pikiran lorong-lorong yang membuat gaduh namun, ada suatu candu yang tak kunjung berhenti semacam kafein yang hinggap di dinding-dinding tak jelas adanya tapi nyata rasanya bila aku keliru memilih simpangan bola-bola mata yang menjadi cahaya sudah rancu jadi puing-puing bisu tak beraturan entah mengapa hati selalu sangsi pada keadaan tak ada nirwana sebab banyak keruh membelot kejernihan aku tak mau pulang terkadang ingin melayang tanpa ada aturan dan tuntutan ini itu bangsal yang dulunya kosong sekarang penuh tak tertata berantakan susunannya berdebu usang bak diumbar majikan bangsal itu terus ditekan entah sampai kapan berakhir mungkin sampai ia pecah jadi puing kesia-siaan bangsal yang kurindukan bangsal masa lalu sebelum ia dikenal masih bersih tak penuh dan tak tertekan Gemahan, 1 Juni 2018
Aku bangsamu yang dikesampingkan merunut pada ketakutan tentang tahta dan massa menuduh kami sebagai kaum kiri Dunia berbalut prasangka, dimana orang-orang sipit dicap pelit! ;memangnya harta kami sempit? Sampai kalian melihat kami dari arah yang terhimpit Aku malu jika negriku terus berjibaku pada hal yang sebenarnya ragu tanpa fakta tanpa rasa hanya menduga bahwa mereka adalah perusak peradaban Kalian tahu? Mereka juga rakyat hidup di pinggiran kota dengan sejuta mimpi mengharap teman dan keadilan era revolusi mengubah pemikiran masyarakat, bahwa mereka adalah penentang persatuan negri! Padahal cita dan cinta mereka pada bangsa sama besarnya, sebesar kita yang menginginkan Indonesia merdeka apa bedanya kita dengan orang-orang buta? Bahkan orang buta lebih paham tentang indra, karena bukan dunia yang mereka lihat kita lebih buta dari yang buta tabu dengan keadaan dan kebersamaan hanya bersama dengan orang-orang yang dianggap pribumi manusia mana yang sudah ...
Tuhan, adakah ruang hampa selain hati? kemunafikan seakan meresap di tubuh bumi balutan sabda nabi sudah tak berarti kulihat hanya temaram di sisi gelap dunia cakrawala menjadi tak sempurna ricuh tentang-Mu tentang risalah-risalah buta dari manusia mengatasnamakan keadilan namun, aku merasa belum adil pada diriku menganiaya dalam keheningan diancam dalam kekosongan Tuhan, jika kelak kain kafan adalah pakaianku yang paling mewah jadikan kain itu jubah setiap saat dan izinkan Kau membatik cahaya di setiap sudutnya dunia bukan lagi singgasana kuasa jadi angkara harta membuat murka dan wanita-wanita dijadikan jenaka Tuhan, maaf aku pernah hilang tapi sudah ikrarku menjadikanmu sebagai mahkota sebelum akal menjadi raga sebelum raga digerakkan sukma sebelum sukma mengisi jiwa sampai jiwa tak lagi mengenyam dunia pada ruang tak kasat mata aku sembahyang sedekap di pembaringan dan lantunan alif-Mu melengking aku hilang Timoho, 28 Mei 2018
Komentar
Posting Komentar