Rindu Dalam Sunyi
Ini sebuah keluh.
Yang membahas tentang kesunyian jiwa.
Merambat bersama aliran darah,
menjadi sebuah rasa rindu.
Ya, rindu akan purnama yang tengah membayang.
Masa itu,
saat sepasang mata berkeliar memandang pesona keramaian.
Rindu pada celoteh yang memuja kehidupan.
Pecahkan hening di setiap kerangka kota.
Alunan musik hanya berdendang,
sementara hadirnya celetuk saat irama bosan bernyanyi.
Sama ketika di dalam sunyi,
alunan simponi dari laptop menggusur sepi.
Tapi tetap saja sunyi.
Ah, sepertinya pikiran tengah pincang.
Terpasung oleh suasana malam.
Tanpa kopi, tanpa sebatang tembakau yang merasuk.
Entah apa yang ingin dimuntahkan.
Apakah itu mata air? Ataukah kesendirian yang menghampa di dalam ruang.
Tetap saja rindu memisuh.
Memberontak.
Tanpa tau apa yang tengah dirindukan.
Mungkin saja celetuk malam,
atau sekelumit keramaian yang sering kali bermuara di sudut cafe.
Di kesunyian ini, rindu membuncah.
Menggerogoti alam yang tengah padam.
Demangan, 26 Oktober 2016
Komentar
Posting Komentar