Kebisingan hati

Kini saatnya melangkah kembali. Tapi, aku tengah timpang dalam ombang-ambing yang tak menentu. Antara aku, jiwaku dan duniaku. Mereka berurai kembali. Kebodohan apa lagi yang kulakukan? Acap kali aku tanpa pemikiran. Dangkal. Keabstrakanku dalam sikap di mata umum. Entahlah, aku tak ingin ada pencitraan dalam kehidupanku. Entah baik atau burukku, itulah aku. Biarkan mereka yang menerimaku apa adanya saja. Tapi sosialisasiku takan pernah mati untuk terus berkawan.
Terkadang memang ada beban yang diterima setelah aku lepas dari sebuah lembaga. Apalah daya, aku hanya seorang yang tak mau berjalan lurus-lurusan saja. Tantangan, kehidupan asing yang entah apa isinya ingin aku lihat. Tanpa rasa. Tanpa harus aku membasahi dan menceburkan diriku dengan mereka. Cukup saja aku bergaul dalam batasan kehidupan. Meski begitu, aku tentu masih bertujuan.
Aku tak malu akan statusku saat ini. Hanya saja, mereka yang awam akan kerasnya alur kehidupan dan pendirian seseorang takan pernah bisa paham siapa aku. Hanya Tuhanku dan aku yang tau apa maksud dari segala yang aku rasa.
Aku hanya ingin merubah dunia dengan caraku. Aku bukan mereka yang hanya bermain lurus-lurusan saja. Karena kita harus tau apa yang ada di luar dan apa yang ada di dalam. Membaurlah dengan keadaan. Tapi jangan sampai melebur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QUARTER CRISIS LIFE

KABAR DARI RUMAH DOA

Gerimis Senja Di Malioboro