Harum

Terlihat mata yg sendu
Mengeliari pikiran yg bercabang
Ada dia, ada seorang yg tengah hinggap
Seperti celoteh ayam di subuh kala
Yang tak mau pudar di setiap genggam fajar
Di lubuk rindu
Semayam tabur kesunyian
Sepi dalam sendiri
Tak berkata
Bak hutan tanpa penghuni
Tak berisi sececer makhluk
Hanya dedaunan yg bergoyang
Terhembus angin melintang
Namamu selalu harum
Bersama malam yang arungi masa
Juga bayang tak tentu

Sajak Al-Bakasy, 19 Agustus 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANGSAL TANPA RUANG

PUISI BUAT ORANG BUTA

Kesetiaan Malam